Pusat Kerajinan Prasasti Marmer, Jual Kerajinan Prasasti Marmer
Namun yang paling menarik adalah, ketika berkeliling setiap peserta hanya akan dibekali dengan satu senter ditangan. Adapun tujuan dari diadakannya aktivitas ini yaitu agar para peserta dapat lebih khidmat untuk mendengarkan setiap detail uraian mengenai historis dari Museum Taman Prasasti. Museum Taman Prasasti berada di alamat: Jl. Jalan Tanah Abang 1 memiliki jarak 92 meter dari arah lokasi wisata, atau dapat kalian tempuh dengan berjalan kaki selama 2 menit. Jalan Tanah Abang 1 2 memiliki jarak 153 meter dari arah lokasi wisata, atau dapat kalian tempuh dengan berjalan kaki selama 2 menit. Jalan Petojo Enclek Xiv, 39d memiliki jarak 374 meter dari arah lokasi wisata, atau dapat kalian tempuh dengan berjalan kaki selama 5 menit. Rute yang paling gampang untuk mencapai lokasi wisata adalah melalui Museum Nasional. Disana terdapat sebuah jalan kecil yang terletak di samping bangunan tersebut yang mengarah menuju Jl. Kalian tinggal menyusuri saja jalan itu kemudian tak lama kalian akan sampai di Museum Taman Prasasti. Museum Taman Prasasti buka setiap hari Selasa - Minggu (Senin tutup) mulai dari pukul 08.00-16.00 WIB. Datanglah pada hari biasa/ hari kerja, sebab ketika waktu hari libur tiba, akan ramai dipadati dengan para wisatawan. Apabila kalian datang dengan membawa anak - anak, pastikan tidak jauh dari jangkauan kalian. Menggunakan pakaian yang sopan. Membawa uang cash secukupnya. Menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Bersikap sopan ketika berada di area museum. Museum Taman Prasasti terletak di kota Jakarta Pusat, tepatnya berada di alamat: Jl. Museum Taman Prasasti buka setiap hari Selasa - Minggu (Senin tutup) mulai dari pukul 08.00-16.00 WIB. Untuk kalian yang hendak berkunjung ke Museum Taman Prasasti, maka kalian cukup membayar HTM sebesar Rp5.000 per orang.
Model Prasasti Peresmian Proyek |
Jual Prasasti Peresmian Marmer Jakarta dan Sekitarnya Terpercaya
Berada di kota Jakarta Pusat, Museum Taman Prasasti ini sering dijadikan sebagai tempat destinasi wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Sebab, di dalam museum ini, selain menyimpan beragam kerajinan seni pahat, kaligrafer, namun kalian juga bisa berziarah pada tanah kuburan dari Kolonial Belanda. Cikal bakal dari adanya Museum Taman Prasasti adalah sebuah kompleks pemakaman umum modern tertua yang ada di kota Jakarta. Menurut penuturan dari Nirwono Joga (2005), bahkan bukan tidak mungkin jika taman pemakaman ini menjadi salah satu kompleks pemakaman tertua yang ada di dunia. Arlington National Cementery (1864) di Washinton DC. Pada tahun 1975, dengan alasan kawasan pemakaman sudah penuh maka, area makam tersebut pun pada akhirnya ditutup untuk dijadikan sebagai lahan pemakaman. Kemudian pada tanggal 9 Juli 1977, area pemakaman ini dijadikan sebagai Museum Taman Prasasti yang langsung diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta yang bernama Ali Sadikin kala itu. Kawasan dari pemakaman ini pada mulanya berada di atas lahan seluas 5,9 hektar.
Saat berkunjung ke museum ini, seolah kita diajak untuk merasakan nuansa di masa lampau. Meski demikian, hal tersebut sama sekali tidak mengurangi sedikitpun nilai dari seni pada setiap patung dan pahatan yang ada di dalamnya. Pada waktu kalian memasuki kawasan taman, nantinya kalian akan langsung disambut dengan adanya gerbang bertiang besar dengan gaya Doria khas Yunani. Lalu pada sisi depan museum juga terdapat peti dari jenazah Bung Karno serta Bung Hatta. Dan tak ketinggalan juga terdapat kawasan persemayaman jenazah sementara, kereta merta serta lonceng penanda kedatangan dari jenazah. Walaupun terkesan angker, namun museum satu ini justru sama sekali tidak menggambarkan image tersebut. Melainkan kesan yang lebih ditonjolkan oleh tempat adalah kesan aesthetic serta unik yang sangat kental. Hal itu dibuktikan dengan adanya bangunan prasasti sekaligus nisan yang justru sangat instagramable. Night at The Museum merupakan sebuah aktivitas yang digagas oleh Komunitas Historia Indonesia. Sesuai dengan namanya, nantinya setiap peserta yang mengikuti aktivitas ini akan diajak untuk berkeliling kawasan museum pada waktu malam hari.
Prasasti Peresmian Kantor Bahan Batu Alam Super
Hal tersebut tentunya membuat keperluan lahan dari penguburan meningkat secara signifikan. Terlebih lagi, pada masa itu, kuburan warga Belanda yang berada di samping Gereja Baru (Nieuwe Hollandse Kerk/ yang sekarang adalah Museum Wayang) telah dianggap padat. Kemudian pemerintah Batavia membuat lahan pemakaman baru yang berada di area Selatan Batavia. Dimana lokasinya juga tak jauh dari penduduk masa itu. Hingga pada akhirnya, lahan yang berada di alamat Jalan Tanah Abang no. 1 ini dipilih untuk dijadikan pemakaman. Dari segi penataan kota, letak dari Makam Kebon Jahe Kober sangatlah strategis sebab terletak di tepi kali Krukut. Adapun salah satu makam yang hingga kini dianggap misterius yaitu ‘makam’ Kapitan Jas. Sampai sekarang juga tidak diketahui dengan benar siapa yang sempat dimakamkan di balik batu nisan itu. Pendiri sekolah kedokteran STOVIA, H.F. Aktivis pergerakan ’66, Soe Hok Gie. Adanya aneka ragam patung dan juga bangunan dengan arsitektur gaya Eropa berdiri kokoh di Museum Taman Prasasti ini menjadi salah satu sasaran yang pas untuk dijadikan sebagai latar belakang berfoto.
Model Prasasti Peresmian Masji Bahan Granit |
Namun kemudian mendapatkan konsekuensi untuk disusutkan menjadi seluas 1,2 hektar. Di tanah bekas makam umum tersebut, setidaknya pada waktu sekarang ini telah berdiri berbagai gedung pemerintah seperti Kantor Wali Kota Jakarta Pusat serta KONI Pusat. Dibalik nuansa yang sunyi serta teduhnya pepohonan yang tumbuh di area museum, tempat ini menyimpan begitu banyak kisah kematian dari para tokoh penting dalam periode sejarah yang berbeda - beda. Tak hanya dijadikan sebagai lokasi berziarah, banyak juga para wisatawan yang berkunjung ke Museum Taman Prasasti ini hanya untuk melihat prasasti, nisan yang terbuat dari batu alam, makam, marmer dan juga perunggu. Di dalam Museum Taman Prasasti, setidaknya telah menyimpan sekitar 1.372 macam koleksi di dalamnya. Museum Taman Prasasti menerapkan konsep Dark tourism. Konsep tersebut merupakan konsep wisata alternatif yang memberikan obyek dan juga atraksi pameran dengan nuansa duka, kematian, kesuraman serta penderitaan. Pada waktu itu, berlangsung peristiwa wabah yang membuat banyak masyarakat dari belanda yang ada di kota Batavia meninggal.
Prasasti Batu Nisan Granit Bahan Marmer Grade A
Kerkhof Laan, dalam pengejaan verbal sering disingkat Kerkhof, atau oleh orang Jawa disebut Kerkop, bermakna area perkuburan yang tidak selalu berhubungan atau berlokasi dekat dengan gereja. Juga tidak lagi selalu bermakna kuburan khusus bagi orang Eropa. Apakah Anda pernah berkunjung ke Museum Taman Prasasti di Jl Tanah Abang? Apa menariknya, menapak tilas dan beranjangsana ke sebuah perkuburan tua sisa-sisa peninggalan Belanda? Kompleks pemakaman yang menjadi cikal bakal Museum Taman Prasasti ini adalah salah satu taman pemakaman umum modern tertua di Jakarta. Menurut Nirwono Joga (2005), bukan tidak mungkin taman pemakaman ini bahkan salah satu yang tertua di dunia. Lebih tua ketimbang pemakaman Fort Canning Park (1926) di Singapura, Gore Hill Cemetery (1868) di Sydney, La Chaise Cemetery (1803) di Paris, Mount Auburn Cemetery (1831) di Cambridge, Massachusetts, dan Arlington National Cementery (1864) di Washinton DC. Pada 1975, karena alasan sudah penuh maka kawasan makam ini ditutup sebagai pemakaman. Dan pada 9 Juli 1977, kawasan pemakaman dijadikan sebagai Museum Taman Prasasti dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Areal kompleks pemakaman yang luasnya sempat berkembang hingga 5,9 hektar pun konsekuensinya disusutkan menjadi 1,2 hektar. Di tanah bekas makam umum itu setidaknya kini berdiri gedung-gedung pemerintah, yaitu Kantor Wali Kota Jakarta Pusat dan KONI Pusat. Untuk jelajah wisata arkeologis melihat-lihat berbagai artefak peninggalan kolonial Belanda, modal utamanya memang harus paham sejarah, setidaknya secara garis besar. Tanpa bekal itu, peninggalan artefak sejarah itu akan diam membisu.
Batu Nisan Prasasti Peresmian Harga Murah
Untuk lantainya dipasangi marmer yang dipesan khusus dari Italia. Pembangunan landscape dan infrastruktur ini memakan waktu sekitar dua tahun. Masjid juga diperluas mencapai sekitar 4 hektar. Dengan perluasan tersebut, Masjid Raya Baiturrahman sekarang memiliki 7 kubah, 4 menara, dan 1 menara induk. Selain Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Rahmatullah juga menjadi saksi bisu tragedi tsunami. Lokasinya di dekat Pantai Lampuuk, Desa Lhoknga, Aceh Besar. Beberapa waktu usai tsunami 2004, ada foto Masjid Rahmatullah yang sempat membuat heboh dunia internasional. Foto tersebut memperlihatkan keadaan Masjid Rahmatullah pasca tsunami. Di mana terlihat keadaan sekeliling masjid yang kosong, semua bangunan rata dengan tanah kecuali Masjid Rahmatullah. Foto ini pun membuat orang-orang takjub dan penasaran. Banyak wisatawan yang datang mengunjungi Masjid Rahmatullah untuk melihat langsung masjid yang ajaib ini. Sekarang pun Masjid Rahmatullah masih berdiri tegak di lokasi yang sama, dengan dua menara berwarna putih berdiri gagah di sisi kiri dan kanan masjid. Traveler bisa datang berkunjung dan beribadah di sana. Nah, di masjid ini terdapat lambang bulan sabit dengan bintang, berlatar warna merah yang menjadi ciri khas negara Turki. Turki memang termasuk salah satu negara yang membantu serta merenovasi Masjid Rahmatullah dan Desa Lhoknga yang hancur karena terjangan tsunami.
APRELLIA DEWI
(WA) 085655553096 – 081235287116
Email : bastamarmer@gmail.com
Jl. Kanigoro NO. 40A Ds. Campurjanggrang Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung Jawa Timur